dilihat 115x
Lombok, 4 November 2020. Semangat para pemuda nusantara 92 tahun silam untuk menyatukan visi dan misi meraih cita-cita Indonesia merdeka, tak perlu kita ragukan lagi. Terbukti dengan nilai-nilai Sumpah Pemuda yang mereka sepakati dan jalankan dengan penuh komitmen mampu mengusir penjajah dan meraih kemerdekaan sehingga membentuk suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda seperti Cinta Bangsa dan Tanah Air, Sikap Rela Berkorban, Persatuan, Menerima dan Menghargai Perbedaan, Mengutamakan Kepentingan Bangsa, Semangat Persaudaraan, dan Semangat Gotong Royong akan tetap relevan dan sangat diperlukan dalam mengisi kemerdekaan.
Dalam rangakaian semarak peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke 92 Balai Litbang Teknologi HHBK bersama Balai Kesatuan Pengolaan Hutan (BKPH) Rinjani Timur berkolaborasi mengadakan kegiatan yang menumbuh kembangkan semangat bersatu dan bangkit di bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan yaitu alih teknologi hasil litbang budidaya lebah kelulut kepada kelompok tani hutan Pada Pacu Desa Belanting dan kelompok tani Hutan Desa Obel-obel, Kabupaten Lombok Timur.
Peluang pengembangan budidaya lebah kelulut di sekitar kawasan hutan ini cukup terbuka, karena ditunjang dengan potensi sumberdaya koloni lebah kelulut di alam dan sumber pakan yang melimpah, produk turunan perlebahan yang beragam serta peluang pasar yang sangat besar. Terlebih di era industry 4.0 seperti sekarang ini. Dimana keterbukaan informasi dan sarana informasi yang semakin memanjakan manusia. Menjadikan konsumen dan produsen dapat langsung berkomunikasi, sehingga jarak tidak lagi menjadi penghambat dalam hal pemasaran. Paparnya.
Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa komoditas lebah atau budidaya lebah cukup menarik jika dikembangkan dengan konsep wisata. Hal ini selaras dan akan saling mendukung dengan pengembangan wisata Desa Sembalun yang menawarkan kekhasan, keindahan alam dan lanskape unik yang sudah terkenal dan sering dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.
Menurut penjelasan Bapak Ahdian Muslim, SH kepala Resort Pengelolaan Hutan wilayah Belanting selain lebah hutan apis dorsata, potensi lebah kelulut di kawasan hutan cukup melimpah, bersarang pada pohon-pohon yang berlubang. Permuasalahan muncul ketika masyarakat mengambil lebahnya karena harus menebang pohonya. Sehingga diperlukan teknik yang tepat untuk memindahkan lebah dari pohon ke stup budidaya, agar tidak merusak pohon.
Dadang Sumanda, SP., Kepala Seksi Perencanaan, Pemanfaatan dan Pemberdayaan Masyarakat mewakili Kepala KPH Rinjani Timur menyampaikan bahwa pembinaan kelompok tani hutan ini merupakan kewajiban sosial kami (KPH) sebagai pemangku kawasan dalam rangka pengelolaan hutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai mitra kerja KPH di lapangan.
Walaupun kegiatan alih teknologi ini dilakukan secara sederhana di kantor Resort Belanting, namum 25 peserta yang hadir cukup menikmati penyampaian materi yang disampaikan oleh seluruh narasumber. Materi tentang Budidaya Lebah Kelulut dan Potensi Pakan disampaikan oleh Ibu Septiantina DR, S.Hut., M.Si, untuk materi Teknologi Pasca Panen Produk Lebah Kelulut disampaikan oleh Ibu Nurul Wahyuni, S.Hut., M.Si. Sedangkan pada sesi praktek dipandu oleh Bapak Edi Kurniawan dan Ramdiawan.