balitbangtek-hhbk.org – Pada hari Selasa, 21 September 2021, kami kedatangan tamu istimewa, yaitu “pengendali api” dari Mbojo, anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) yang dibentuk oleh Taman Nasional Tambora. Kunjungan ini bertujuan khusus untuk mempelajari pengelolaan lebah madu kelulut.
Deni Rahadi, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Tambora, menyampaikan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk membekali MPA dengan keterampilan merawat lebah kelulut sebagai bagian baru dari tugas mereka dalam menjaga keamanan kawasan Taman Nasional Tambora dari kebakaran.
Saat ini, TN Tambora sedang merintis pembangunan area budidaya lebah kelulut di Resot Piong. “Kami memiliki lahan seluas 12 are untuk pengembangan lebah kelulut. Kami berharap lokasi ini nantinya bisa menjadi tempat pembelajaran bagi taman nasional lain dan masyarakat sekitar,” kata Deni.
Kedatangan 10 orang anggota skuad TN Tambora disambut baik oleh pimpinan lembaga Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu, Bapak Bintarto Wahyu Wardani, S.Hut.M.Sc. Beliau menegaskan dukungannya terhadap rencana pengembangan lebah kelulut di TN Tambora dan berencana melakukan kunjungan balasan untuk pendampingan, monitoring, dan evaluasi.
Peserta kunjungan tampak antusias dari pagi hingga sore hari, aktif bertanya mulai dari budidaya, pemanenan, pengemasan, pemasaran, hingga kelembagaan. Narasumber yang berganti-ganti, seperti Bung Edi, Bang Awan, Bro Triko, dan Ses Nurul dari tim lebah di Balitbangtek HHBK, memberikan penjelasan yang berharga dari sisi keilmuan dan pengalaman praktis.
Di Taman Edukasi Kelulut KHDTK Rarung, terjadi momen lucu ketika Pak Sahrul, anggota MPA, menceritakan kesalahannya dalam memanen madu kelulut, yang membuat semua yang hadir tertawa. Kesalahannya adalah memeras seluruh bagian sarang lebah, termasuk kantung madu, beepollen, dan sel telur. Akibatnya, madu yang dihasilkan keruh dan rasanya tidak ideal.
Namun, dengan bimbingan narasumber, mereka semua menjadi optimis. Semangat mereka untuk sukses dalam budidaya lebah kelulut terlihat jelas dari sorot mata dan senyum di wajah mereka.
“Tiada budidaya dan breeding kelulut yang gagal, hanya kesuksesan yang tertunda. Selalu ada trik dan tips untuk membuatnya sukses,” kata narasumber, memotivasi peserta untuk terus belajar dan mencoba tanpa henti.