balitbangtek-hhbk.org | Ewok, yang mulai berburu madu odeng sejak SMP, telah mengumpulkan pengalaman berharga dalam berinteraksi dengan lebah hutan. “Pada awalnya, saya sering terkena sengatan lebah, namun karena sering berburu madu, saya menjadi paham tentang karakter lebah odeng dan akhirnya tidak perlu lagi menggunakan alat pelindung,” jelasnya.
Menetap di Kalimantan hingga ia memasuki SMA, Ewok kemudian pindah kembali ke tanah kelahiran di Sumedang. Meskipun berpindah lokasi, kecintaannya terhadap hutan tetap kuat. Sebelum usianya saat ini, ia sudah menjelajahi hampir semua gunung di Indonesia, termasuk gunung Kerinci di Jambi, gunung Argopuro di Jawa Timur, dan bahkan gunung di Papua. Pengalaman ini turut memperkaya pengetahuannya tentang lebah hutan.
Ewok berbagi, “Saya sudah menjelajahi beberapa hutan di Indonesia. Lebah hanyalah satu aspek dari alam liar yang telah saya alami. Saya sering mengonsumsi berbagai jenis hewan dan tumbuhan di hutan untuk bertahan hidup.”
Kini, Ewok dikenal sebagai salah satu pembudidaya lebah madu yang sukses di Kabupaten Sumedang, sebuah usaha yang ia tekuni serius sejak tahun 2013. Kepakarannya juga sering dimanfaatkan oleh berbagai institusi terkait dunia lebah.
“Pernah suatu waktu PT. Freeport di Papua meminta saya menjadi narasumber, untuk berbicara tentang lebah dan memberikan pengetahuan tentang pertolongan pertama sebelum korban sengatan dibawa ke rumah sakit, terutama dalam kondisi darurat,” ungkapnya.
Sebagai seorang pawang lebah, Ewok sering diminta bantuan oleh warga untuk mengusir lebah yang menghinggapi pemukiman atau ruang publik. “Sekarang, jika ada lebah hutan yang perlu diusir, warga biasanya memanggil saya,” katanya.